Konser Terhenti: Thom Yorke Hadapi Kritik Pro-Palestina di Melbourne

3 minutes reading
Friday, 1 Nov 2024 11:21 0 15 Redaksi

Musik, Smart24Update.com – Thom Yorke, vokalis band Radiohead dan The Smile, baru-baru ini terpaksa menghentikan konser solonya di Melbourne, Australia, akibat gangguan dari seorang penonton yang mengangkat isu pro-Palestina. Insiden ini kemudian menjadi viral di media sosial setelah direkam dalam video.

Dalam rekaman tersebut, seorang pria terdengar berteriak mengkritik Thom Yorke karena dianggap tidak bersuara mengenai konflik di Gaza. Dia juga menyebutkan jumlah korban jiwa di Gaza akibat serangan Israel, yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza, telah mencapai lebih dari 43.000.

Yorke tampak terganggu dan memberikan respons langsung kepada pria tersebut. “Jika kamu ingin berbicara, datanglah ke sini dan sampaikan pendapatmu. Jangan hanya berdiri di sana seperti pengecut,” ujarnya. Ia juga menambahkan, “Apakah kamu ingin merusak malam ini bagi semua orang? Baiklah, kamu berhasil. Sampai jumpa.” Setelah beberapa saat meninggalkan panggung, Thom Yorke kembali dan melanjutkan pertunjukan dengan menyanyikan lagu ikonik Radiohead, “Karma Police.”

Peristiwa ini mengingatkan pada kontroversi yang pernah melanda Yorke dan Radiohead pada tahun 2017, ketika mereka mendapat kritik keras karena memilih untuk tampil di Israel di tengah ketegangan politik di wilayah tersebut.

Meskipun mendapat tekanan dari berbagai aktivis, Thom Yorke tetap berpegang pada pendiriannya. Ia menyatakan bahwa tampil di suatu negara tidak berarti mendukung pemerintahnya. “Kami sudah tampil di Israel selama lebih dari 20 tahun dengan berbagai pemerintahan, beberapa lebih liberal daripada yang lain. Sama seperti ketika kami tampil di Amerika. Kami tidak mendukung [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu lebih dari kami mendukung Trump, tetapi kami tetap tampil di Amerika,” tulisnya saat itu.

Rekan satu bandnya, Jonny Greenwood, juga mengalami kritik serupa akibat hubungannya dengan musisi Israel, Dudu Tassa. Greenwood baru-baru ini tampil bersama Tassa di Tel Aviv, yang menyebabkan protes dari gerakan pro-Palestina, Boycott, Divestment and Sanctions (BDS), yang menuduh mereka “mencuci seni untuk menutupi genosida” terhadap warga Palestina.

Greenwood, yang menikah dengan artis Israel Sharona Katan dan merilis album kolaborasi berjudul ‘Jarak Qaribak’ dengan Tassa, memberikan tanggapan diplomatis terhadap kritik tersebut. Ia menegaskan bahwa seni tidak boleh lebih penting daripada nyawa manusia, tetapi tidak melakukan apa-apa juga bukanlah solusi. Greenwood berpendapat, “Tidak ada seni yang se-‘penting’ menghentikan semua kematian dan penderitaan di sekitar kita. Namun, tidak berbuat apa-apa tampaknya lebih buruk. Membungkam artis Israel hanya karena mereka lahir sebagai orang Yahudi di Israel bukanlah cara untuk mencapai pemahaman di antara kedua pihak dalam konflik yang tampaknya tak berujung ini.”

Baik Thom Yorke maupun Greenwood menghadapi dilema dalam menanggapi kritik atas keputusan mereka untuk tampil di Israel, mengingat sensitivitas konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Keduanya berusaha menegaskan bahwa penampilan mereka di suatu negara tidak berarti mendukung kebijakan pemerintah setempat. Bagi Yorke dan Greenwood, musik mereka adalah medium universal yang melampaui batasan politik dan negara. Meskipun demikian, pilihan mereka tetap menjadi sorotan dan terus memicu perdebatan di kalangan masyarakat. ( wan wan )

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Featured

LAINNYA