Berita, Smart24Update.com – Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, baru-baru ini mengalami erupsi. Hujan material, termasuk batuan vulkanik, menyebar hingga jarak 6 kilometer. Data sementara menunjukkan bahwa 10 orang telah kehilangan nyawa, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka dan banyak bangunan mengalami kebakaran.
Vanty Wai, seorang warga berusia 40 tahun dari Desa Klatanlo, mengungkapkan kesedihannya saat dihubungi pada Senin (4/11/2024) pagi. “Hancur lebur. Saya hampir saja…” katanya sambil menangis. Desa Klatanlo berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak gunung yang menjulang setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut.
Kebakaran rumah Vanty terjadi saat erupsi besar berlangsung, yang dimulai pada tengah malam ketika warga terlelap. Selama lebih dari dua jam, batuan, kerikil, dan abu terus menerus menghujani daerah tersebut.
Kepala Desa Klatanlo, Petrus Muda, menyatakan bahwa sembilan warga di desanya tewas akibat hujan material dari gunung. Sementara itu, satu korban tewas lainnya berasal dari Desa Dulipali. Hingga pukul 08.00 Wita, petugas gabungan masih melakukan evakuasi korban dari reruntuhan bangunan.
Hujan material tersebut tidak hanya berdampak pada dua desa, tetapi juga lebih dari tujuh desa lainnya. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi dari pemerintah kabupaten terkait situasi tersebut. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Flores Timur, Fredy M Aeng, belum dapat dihubungi untuk memberikan keterangan lebih lanjut.
Herman Yosef, Kepala Pos Pemantauan Gunung Lewotobi Laki-laki, menyebutkan bahwa lontaran material dari gunung mencapai jarak 6 kilometer. Status aktivitas gunung saat ini ditetapkan pada Level IV atau Awas.
Erupsi ini merupakan kelanjutan dari erupsi yang terjadi tahun lalu, yang pertama kali tercatat pada 23 Desember 2023 sekitar pukul 07.14 Wita, dengan tinggi kolom abu yang teramati berkisar antara 1.000 hingga 1.500 meter di atas puncak. Daerah yang terkena dampak adalah Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura.
Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki pasangan bernama Gunung Lewotobi Perempuan, yang lebih tinggi dengan ketinggian 1.708 meter di atas permukaan laut. Kedua puncak gunung tersebut terpisah sejauh sekitar 2 kilometer, dengan pelana yang memisahkan keduanya berada pada ketinggian 1.232 meter di atas permukaan laut.
Erupsi pertama yang tercatat dalam sejarah Gunung Lewotobi Laki-laki terjadi pada tahun 1861, sedangkan untuk Gunung Lewotobi Perempuan pertama kali tercatat erupsi pada tahun 1921. Gunung Lewotobi Laki-laki diketahui memiliki frekuensi erupsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan. ( wan wan )
No Comments